Tidur Berjalan pada Anak

Dua malam yang lalu, gue dan suami terbangun di tengah malem karena teriakan Ales. Yang lebih gawat adalah, dia teriak sambil ngerengek minta dibukain pintu dengan posisi dia udah ada DI DEPAN PINTU. WTF, kapan tuh anak bangun dari kasuuurrr? 😱😱

Berhubung gue lagi hamil dan ngga lincah, suami gue lah yang sigap untuk bangun dan ngegendong si bocah. Waktu digendong pun dia masih rada rewel dan masih ngerengek minta keluar kamar. Setelah dibawa keluar kamarpun, gue masih denger dia teriak-teriak minta turun ke lantai bawah. Akhirnya, sama suami gue si bocah dibawa ke bawah. Tapi ngga berapa lama, suami gue udah balik lagi ke kamar menggendong Ales yang udah tertidur pulas.

Akhirnya, kamu berguna, beb.

Yesss, ternyata anak gue ngelindur aja dong sodara-sodaraaaa....

Jadi sebenernya pas tadi dia teriak-teriak, dia itu masih di alam bawah sadar alias tidur. Seremnya adalah, sebelum tidur, gue dan suami lupa untuk menutup pintu kamar sampe rapet. Ketutup sih, cuma ngga rapet yang sampe klek gitu (?).

Jadi, setelah ditilik-tilik, anak gue kan ngalamin yang namanya somnabulism, istilah kerennya untuk tidur-berjalan alias berjalan-sambil-tidur. Sebenernya, seperti apa sih somnabulism ini?

Somnabulism adalah kondisi di mana seseorang bergerak atau berjalan, saat dia sebenarnya sedang dalam kondisi tertidur. Somnabulism ini biasa terjadi di tidur tahap awal, sekitar 2-3 jam setelah tertidur. Kondisi ini, bisa terjadi di semua usia, termasuk anak-anak.

Apa sih yang nyebabin somnabulism?

Somnabulism sendiri bisa disebabkan oleh faktor medis dan non-medis. Faktor medis sendiri, berarti ada penyakit atau kondisi medis yang melatarbelakangi timbulnya somnabulism, misalnya sleep apnea, Restless Leg Syndrome, atau cedera kepala. Selain faktor medis, ada juga faktor non-medis yang bisa nyebabin somnabulism, seperti kelelahan, stress, atau kebiasaan tidur.

Nah, karena kondisi medis (Insya Allah) bisa gue singkirin, gue menduga sih penyebab Ales tidur-berjalan ini ya gegara faktor non-medis. Soalnya, kalo diliat-liat, udah seminggu ini dia ngga tidur siang karena maeeeen muluuu. Mungkin itu yang nyebabin dia kecapean sehingga jadi mentrigger si tidur-berjalan. Mungkin juga karena ada perubahan pola tidur jadi mentrigger si tidur berjalan.

Cuma kecapean dan pola tidur aja? Gue rasa sih gitu yaa. Masa dia stress? Stress apa, nak? Bayar KPR???!

Bahaya ngga sih tidur-berjalan itu?

Kalau aku sih yes, terutama kalau somnabulism ini terjadi di anak-anak. Tau sendiri kan, kalau selain nutrisi dan stimulasi, tidur yang berkualitas juga dibutuhin banget dalam tumbuh kembang anak? Jadi, gangguan tidur, termasuk si somnabulism ini, sebenernya bisa cukup mengganggu tumbuh kembang anak. Terutama kalau somnabulism ini sering terjadi dan si anak masih berusia di bawah 5 tahun. Talking about growth-golden-period yaaa...

Selain itu, bahayanya bisa juga dari segi keamanan. Kaya Ales yang tiba-tiba udah ada di depan pintu dalam posisi mau keluar kamar. Untung dia sempet teriak dan ngerengek minta dibukain pintu. Coba kalo pintunya dia tarik dikiiiit aja, pasti dia bisa keluar kamar, whiiiich gue ngga berani dan ngga mau bayangin deeeh amit-amit. Secara depan pintu kamar gue kan udah tangga 😢😢😢

Jadi, apa dong yang bisa kita lakuin?

Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya somnabulism, boleh dicoba beberapa tips berikut:

- lakukan kegiatan yang rileks sebelum tidur malam, misalnya membaca buku cerita, mandi air hangat, atau memijat anak

- usahakan, setelah bermain atau melakukan aktivitas yang sedikit berat, anak jangan langsung tidur yaa

- untuk anak usia di bawah 5 tahun, usahakan untuk tidur siang, karena bocah-bocah umur segini masih butuh banget tidur yang cukup buat tumbuh kembangnya

- buat suasana ruang tidur yang nyaman dan kondusif, seperti mengatur suhu kamar, penerangan di kamar, dan tidak meletakkan terlalu banyak mainan atau pernak-pernik di kamar

- hindari asupan gula dan kafein sebelum anak tidur

- pastikan kondisi kamar tidur aman, misalnya anak tidur di kasur yang tidak terlalu tinggi, pintu kamar tertutup rapat, dan tidak ada barang-barang yang berbahaya di kamar

Kalau somnabulism ini sudah terlalu sering terjadi, apalagi sampai mengganggu aktivitas harian dan tumbuh-kembang anak, gue saranin sih untuk dikonsultasikan ke dokter ya. Selain untuk mengatasi kejadian si somnabolism, kita juga mungkin harus investigasi lebih lanjut apa penyebab si somnabulism. Plus, mencegah efek buruknya termasuk gangguan tumbuh kembang, ofkors.

Btw, setelah kejadian di atas, gue langsung menginstruksikan ke cus supaya Ales dibuat bisa tidur siang. Kemarin akhirnya dia sempet tidur siang, walaupun ngga lama, cuma sekitar sejam. Hasilnya gimana? Errr, dia semalem masih ngigo sih, cuma untungnya cuma ngigo di kasur aja, ngga berkeliaran. Mungkin karena tidur siangnya kurang lama yaa? Tapi, tidur ngga nyampe sejam aja malemnya dia baru tidur jam 9. Gimana kalo tidur siangnya lebih lamaaaa? Mama tidur jam berapa, naaaakkk??? 😂😅

Yeaaaaa.. that's MY and YOUR DADDY'S problem!!