Pages

Review RS Pondok Indah - Pondok Indah

Thursday, September 6, 2018

Gue menjalani kehamilan dan persalinan pertama gue di RSIA Bunda Jakarta, yang mana, gue merasa pengalaman gue selama di RSIA Bunda Jakarta sangat memuaskan. Begitu menghuni rumah di daerah Depok dan hamil anak kedua, gue pun harus mencari alternatif rumah sakit lainnya. Secara ya, RSIA Bunda Jakarta itu kan di Jakarta Pusat, kalau dari rumah gue sepertinya lumayan pe-er. Tapi yaaa gituu. Gue maunya mencari RS yang level pelayanannya minimal setara dengan RSIA Bunda.

Singkat cerita, gue merasa berjodoh dengan RSPI. Dari segi jarak, jelas, tidak sejauh RSIA Bunda Jakarta. Masih di Jakarta Selatan, sekitar 20 - 30 menit lah, dari rumah gue. Gue juga menerima berbagai review memuaskan tentang RSPI, baik dari obrolan langsung maupun review yang gue baca di internet. Dari segi biaya juga 11-12 lah dengan RSIA Bunda Jakarta. Gue pun mantap untuk melanjutkan kontrol hamil dan persalinan anak kedua di sini. Apalagi, aku bertemu obgyn tersayang yang superrrr ciamik dan menawan hati.

*lope-lope-lope*


Karena gue udah menjalani persalinan di RSPI, bolehlah akyu mereview RSPI ya. Siapatau bisa membantu orang yang lagi gamang menentukan pilihan RS untuk kontrol hamil dan melahirkan.


Poliklinik Obgyn

Poliklinik Obgyn terletak di lantai 3, yang mana sepertinya lantai 3 ini dikuasai oleh seluruh fasilitas obgyn, seperti kamar bersalin, ruangan senam hamil, dan kamar rawat inap untuk persalinan. Which is good, karena terpisah dari poliklinik lainnya (seperti poliklinik penyakit dalam, bedah, dll), sehingga suasananya lebih private dan tentunya meminimalisir risiko ibu dan newborn terpapar penyakit atau infeksi.
Ruangan poliklinik obgyn menurut gue sangat nyaman. Sofa dengan bantal-bantal empuk tersebar di seluruh ruangan. Suhu ruangan juga pas, tidak sumuk (walaupun diisi oleh puluhan orang), tapi juga tidak terlalu dingin. Di sudut ruangan tersedia dispenser dengan tiga jenis air (panas, biasa, dan dingin) serta gelas-gelas karton disposable yang sepengetahuan gue selalu tersedia.

Pelayanan dari dokter obgyn, sudah tidak perlu ditanya lagi ya. Gue sih sangat puas, terutama dengan dokter obgyn gue yang sepertinya memang jadi idola di kalangan bumil. Suster-susternya juga semuanya ramah, informatif, dan helpful. Alhamdulillah, gue selalu dapat pelayanan yang memuaskan selama kontrol kehamilan di RSPI.

Pelayanan di RSPI juga sistemnya integrated. Misalnya, kita sudah selesai periksa di poliklinik obgyn. Pembayaran dan pengambilan obat atau vitamin juga dilakukan di nurse station situ. Jadi ngga ada tuh, ceritanya kita mondar-mandir lintas ruangan apalagi lintas lantai. Pembayaran dengan asuransi juga bisa dilayani di poliklinik. Bahkan, waktu gue mau persiapan untuk SC, gue ngga perlu ngurus-ngurus ke mana-mana. Semua staff dari masing-masing bagian terkait lah yang datang ke nurse station poliklinik obgyn. Mulai dari suster kamar bersalin, sampai suster dari bagian inpatient admission. Ciamik banget kan, apalagi tau sendiri, bumil yang segede gerobak ini pasti males lah kalo harus mondar-mandir, hihihi.

Yang gue takutkan dari RS yang populer adalah antriannya yang panjang dan lama. Emang sih, untuk beberapa dokter antriannya mengular. Bahkan, saat pertama kali kontrol dengan dr. Aswin, Sp.OG, gue langsung membuat perjanjian untuk kontrol-kontrol berikutnya...sampai kontrol terakhir sebelum melahirkan, lho! Hehehe. Itupun, gue ngga pernah dapet nomer urut satu. Artinyaaaa, bukan cuma gue yang membuat perjanjian untuk kontrol-kontrol selanjutnya. Kayanya, hampir semua pasien begitu, deh!

Tapi tenang, begitu nama kita masuk ke daftar pasien, semuanya lancar jaya. Kita akan dapet nomer urut pasien dan perkiraan jam periksa. Jadi misalnya, gue dapet nomer urut 2, gue udah dapet perkiraan kira-kira gue akan dapet giliran diperiksa jam 09.30. Jadi, ngga perlu ya antri pagi-pagi. Dateng aja sesuai dengan nomer urut.

Apakah perkiraan jam periksa bisa meleset?

Bisa aja dong. Misalnya, dokternya lagi ada tindakan atau keperluan lain. Gue saranin sih, telepon dulu ya nomer extension nurse station poliklinik obgyn sebelum berangkat ke RS. In case ada sesuatu, kita ngga kecele karena udah cape-cape atau buru-buru dateng.

Overall, gue ngga punya keluhan berarti dengan poliklinik obgyn RSPI.


Suster Ibu

Jadi, di pelayanan rawat inap bersalin itu ada dua tipe suster, yang pertama adalah Suster Ibu, yaitu suster yang merawat ibu yang baru melahirkan dan yang kedua adalah Suster Bayi, yaitu suster yang merawat newborn. 

Suster Ibu di RSPI ini bener-bener harus gue acungi jempol, karena pelayanannya yang memang paripurna. Mulai dari cek vital sign (tensi, suhu, dll), memberi obat (bahkan obat yang lewat anus!!!), memandikan pasien (dielap di kasur, termasuk mengganti pembalut nifas!!!), sampai menemani gue waktu pertama kali pipis setelah dicopot kateternya. Semuanya dilakukan dengan baik dan gue ngga menangkap kesan jijik atau malas dari mereka.

Waktu H+1 operasi, gue sempet demam. Masih di bawah 38͒C sih, cuma ya udah ngebuat gue lumayan lemes. Itu para suster bener-bener penuh dedikasi rutin ngecek suhu gue dan mengingatkan gue untuk banyak minum supaya demamnya cepet turun.

Suster Ibu juga concern dengan skill ibu untuk menyusui. Setiap kita mau menyusui, selalu diperhatikan apa tehniknya udah bener atau belum. Bahkan ada juga lho, sesi di mana Suster Ibu datang ke kamar kita untuk mengajarkan cara memijat dan merawat payudara.

I can't ask more from Suster Ibu RSPI!


Suster Bayi

Pelayanannya sama paripurnanya dengan Suster Ibu. Bahkan, suster-suster itu rutin ngecek kondisi Fluna tiap beberapa jam sekali, bahkan di malem hari (kita rooming in, fyi). Walaupun alasannya rada ngehe...takut ketindih ibunya. Huahaha. Iya juga sih. Ibunya gede bak dugong gini.

Suster Bayi juga sangat concern dengan keamanan bayi. Setiap serah-terima bayi, kita diwajibkan menyebutkan dan mencocokkan identitas antara gelang ibu dan gelang bayi. Supaya ngga ada sinetron Putri yang Tertukar season 2 kali ye?

Suster Bayi juga sangat responsif. Siap siaga lah membantu semuanya tentang bayi, termasuk yang remeh-remeh macem ganti popok. Mungkin mereka mahfum, cuma di RS aja ibu bisa lumayan leha-leha. Begitu sampe di rumah, welcome to the real life of parenting! Mamam tuh ganti pampers, nenenin, dan timang-timang siang malem.

*huff*


Admisi Rawat Inap

Gue berurusan dengan admisi rawat inap sejak mau appointment untuk lahiran. Jadi, begitu dr. Aswin nulis surat rekomendasi untuk lahiran SC dan kita fix dengan tanggalnya, langsung kita urus-urus untuk rawat inapnya. Mulai dari tipe kamar yang mau dibooking, sampai urusan surat jaminan perusahaan.

The good thing is, untuk melakukan ini semua kita ngga perlu mondar-mandir ke bagian admisi. Mereka yang dateng, dong, ke bagian poli obgyn. Jadi bumil dan pakmil ini tinggal duduk manis aja. Semuanya diurusin. Tau aja kalo sini orangnya pemalas, hihi.


Waktu gue mau check in pun prosesnya ngga belibet. Cuma serahin bukti booking kamar dan surat jaminan perusahaan yang asli, ngga pake nunggu lama, kita udah bisa masuk ke kamar rawat inap.

Ohya, seperti yang gue bilang sebelumnya, mau check in rawat inap di sini ada yang nganterin macem bell boy di hotel gitu lho. Ini gue aja yang norak apa emang semua RS sekarang begini ya? Hihihi.



Kasir dan Administrasi

Urusan kasir dan administrasi juga gampang banget di RSPI. Terutama buat gue yang pake surat jaminan perusahaan, yang mana menyatakan kalau semua biaya persalinan gue akan ditanggung oleh perusahaan alias gue bener-bener cashless. Jadi pas mau check out, gue tinggal nunggu billing aja dari bagian kasir. Billingnya juga dianter dong, ke kamar. Kita ngga perlu sama sekali turun ke kasir. Pokoke RSPI bener-bener memanjakan kita deh!



Jadi, kalo gue ditanya, apakah gue puas dengan pelayanan di RSPI? Gue akan jawab: SANGAT PUAS. Serius deh. Gue ngga diendorse. Siapa juga yang mau endorse gue, hahaha. Gue selalu puas dengan pelayanan di RSPI. Mulai dari pelayanan rawat jalan, rawat inap, sampai admission, gue ngga punya keluhan yang berarti.

Errr, palingan kalo bisaaaaaa... kalo bisa nih yaaaa, parkiran RSPI diperbanyak lagi, hahaha. Soalnya cari parkir di RSPI itu hampir sama susahnya cari cus/mba yang cucok #curcol . Mau pake valet juga sering penuh. Akhirnya, waktu kita sering abis buat muter-muter cari parkir.

Ohya, sama lift dari basement parkiran itu kalo bisa ya jangan cuma satu. Antrinyaaaaaa alamak! Lemong to the max! Apalagi kalo bawa bocah-bocah, mereka beberapa kali udah ngga betah kelamaan nunggu lift.

Gue sering dapet pertanyaan: emangnya biaya di RSPI ngga mahal ya?

Menurut gue, ngga mahal. Bukannya murah banget kaya RSUD gitu sih. Cuma dibandingin RS swasta lain di Jakarta, yaa harganya sama-sama aja. Apalagi dengan pelayanannya yang sangat memuaskan, gue rasa harganya jadi amat sangat worth it. Tapi tentunya, mahal atau murah itu relatif ya. 

Apalagi kalo ngana pake asuransi atau jaminan perusahaan. Ya jadi gretongan, dong! Hahahaha.

Jadi, apakah RSPI Pondok Indah recommended?

PASTINYA!!!

Gue bahkan merekomendasikan RSPI ke beberapa temen, saudara, dan kenalan gue yang lagi hamil atau ya butuh pelayanan medis aja. Dokter-dokter di RSPI ngga pernah mengecewakan. Gue juga menilai kalau fasilitas di RSPI sangat lengkap. Sepertinya, hampir semua keperluan medis bisa dilayani di RSPI.

Gue bahkan sampai sekarang masih sering ke RSPI. Baik itu untuk cek kondisi pasca persalinan, atau untuk ke dokter anak. Oh yes, anak-anak gue juga DSA-nya di RSPI. Dengan dr. Yovita Ananta, Sp. A, tepatnya.

Sekian review dari gue yang udah sekian lama mengendap di draft!


No comments:

Post a Comment

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS