Saat memutuskan menjadi working mom, tentunya gue sudah harus paham kalau ada beberapa hal yang ngga bisa kontrol sepenuhnya. Walaupun gue udah memberi instruksi yang detail ke cus dan mbak di rumah, tentunya akan ada beberapa perubahan yang menyesuaikan dengan situasi dan kondisi di rumah saat itu. Misalnya, gue udah menginstruksikan kalau sarapan Fluna hari ini adalah bubur daging ayam dengan kabocha kuning. Eh ternyata si bocah menolak mentah-mentah. Jadilah cus harus berimprovisasi membuat menu yang bisa diterima si genduk. Tentunya yang masih ada di koridor yang gue tentuin ya. Ngga misalnya langsung Fluna dikasih Indomie gitu kan... 😝
Tapi sepinter-pinternya gue menjaga supaya pola pengasuhan dan pendidikan anak-anak tetep berada di koridor yang gue tentuin, tentunya gue pernah 'kecolongan' beberapa kali. Ini adalah beberapa 'kecolongan' gue yang ada peran cus dan mbak di dalamnya:
Mas Echo jadi mengenal TikTok
Gara-garanya, tiap dia nonton Youtube suka ada iklan TikTok yang numpang lewat. Kalo nontonnya sama gue atau Abi sih, pasti langsung kita skip atau kita alihin dulu perhatiannya sementara iklan itu tayang. Nah, kecolongannya kalau pas lagi nonton sama cus atau mbak, atau malah kadang pas nonton sendiri karena cus atau mbak nyambi kerjaan yang lain.
Gue sadarnya karena tiba-tiba Mas Echo nyanyi: aku lagi syantiiiik, aku lagi manjaaa, lagi pengen dimanjaaaaa ~
OHEMJI.
Pas gue tanya ke mbak, ternyata Mas Echo tau lagu itu dari iklan TikTok di Youtube. Yaudah gue pesen aja kalo biar kalo Mas Echo mau nonton ditemenin. Untungnya, iklan TikToknya itu nampilin bocah-bocah yang lagi TikTok, bukan video clip asli si lagu syantik itu.
Mas Echo jadi ngomong tai dan berak
Ini sebenernya bukan karena dia bermaksud kasar, tapi karena diksi itulah yang diajarin sama cus dan mbak. Mereka juga bukan bermaksud mengajarkan diksi yang 'kurang baik' (menurut gue), tapi karena memang itulah bahasa sehari-hari mereka.
Tapi gue tetep aja terkaget-kaget waktu tiba-tiba Mas Echo bilang: mamaaa, Echo mau berak, tainya udah mau keluar ini!
TUHAN.TUHAN.TUHAN...
Yang bisa gue lakukan sekarang adalah mencoba mengajari Mas Echo untuk membahasakan kedua kata tersebut dengan poo. Bukan maksudnya sok Inggris, tapi kan 'lebih sopan' aja didengernya. Gue juga woro-woro ke cus dan mbak untuk bisa pakai kata poo saat ngomong sama Mas Echo. Di belakang sih gue bodo amet mereka mau ngomong pake kata apa, hehehe.
Fluna jadi suka nonton TV
Ini lho sebenernya yang gue sedikit sesalin, karena seharusnya bayi ngga boleh dikenalin ke TV kan? Tapi di sisi lain gue juga tau kalau terkadang cus dan mbak butuh TV untuk membuat Fluna anteng waktu mereka ngerjain kerjaan yang lain. Kadang juga kecolongan Fluna ikut nonton saat masnya nonton... atau saat gue dan Abi nonton. Guilty as charged! Huhuhu.
Sekarang gue lagi mencoba untuk rajin main sama Fluna sesering mungkin saat gue sama dia. Karena kalau ngga sama gue, kan ngga banyak yang bisa gue lakuin juga. 😔😔😔
Fluna jadi kurang suka makan
Ini dia nihh yang lagi jadi concern buat gue akhir-akhir ini. Fluna kan udah mulai MPASI dan emang dia kayanya kurang excited untuk makan. Gue sih sebenernya menganut paham kalau MPASI adalah waktu untuk bayi belajar makan. Kalau masih belom doyan atau belom pinter yaudah. Toh masih nenen dan ASI emang masih memenuhi 70% kebutuhan nutrisinya. Jadi kalo Fluna menolak makan setelah gue tawarin berkali-kali dan mencoba ganti menu, apalagi kalo dia udah nangis, akan gue stop sesi makannya. Gue kan ngga mau dia jadi punya kesan kalau waktunya makan adalah waktu yang ngga menyenangkan. Salah-salah dia malah jadi trauma sama makanan!
Tapi tidak menurut pendapat cus. Kalau menurut cus, kalau Fluna ngga dipaksa makan, takutnya ke depannya malah jadi ngga suka makan. Gue udah mencoba bilang sih kalau oke, bisa kita tawarin makan beberapa kali. Tapi jangan sampe dia nangis, takutnya dia trauma sama makanan.
Sampe saat ini, gue masih berharap kalau cus masih mengingat pesan-pesan gue. Because I don't know whether I could handle another 'susah makan' kid... 😥
Nah, itu beberapa dari 'kecolongan' gue dalam hal parenting yang ada peranan cus dan mbak. Gue sih paham bangeeet kalau mereka sama sekali ngga ada maksud ngga baik. Mungkin cuma karena pemahaman mereka dan gue berbeda. Mungkin juga karena kebiasaan mereka berbeda dengan kebiasaan gue. Gue sih selalu berusaha mengarahkan mereka, dengan sedetail mungkin, apa yang gue mau. Tentunya gue paparin juga maksud dan tujuannya.
Tapi kalau tetep 'kecolongan', apa gue harus terima aja? Atau gue resign aja??? Hahaha.. 😂😂😂
Kalau kalian, coba ceritain dong kisah-kisah 'kecolongan' kalian! Biar akyu tidak merasa gagal sendirian, hihihi...
*cari temen*
No comments:
Post a Comment