Siapa yang belum pernah mendengar tentang diet keto?
Sumber foto: http://jabar.tribunnews.com/2018/08/17/ini-bahaya-diet-keto-bikin-otak-lemot-hingga-sebabkan-bau-mulut
Diet keto, atau
juga dikenal sebagai diet ketogenic,
merupakan diet yang menerapkan pola makan rendah –atau bahkan tanpa-
karbohidrat dan tinggi lemak. Pembatasan asupan karbohidrat pada diet keto
bertujuan untuk membuat tubuh berada dalam kondisi ketosis, yaitu kondisi di
mana gula darah berada pada level rendah sehingga tubuh akan memecah lemak
untuk dijadikan sumber energi.
Diet keto pertama
kali diperkenalkan oleh dr. Gianfranco Capello, seorang professor dari
Universitas Sapienza di Italia. Menurut penelitiannya, rata-rata peserta diet mengalami
penurunan berat badan sebesar 10.2 kg setelah menjalani 2.5 siklus diet ketogenik
(sekitar 5 – 8 minggu). Capello menyimpulkan bahwa metode diet ini merupakan
cara yang cukup efektif untuk menurunkan berat badan pada penderita obesitas
dengan efek samping yang minimal.
Secara umum, diet
keto dikategorikan menjadi diet keto standar dan diet keto tinggi protein. Diet
keto standar menganjurkan konsumsi makanan dengan komposisi 75% lemak, 20%
protein, dan 5% karbohidrat. Sedangkan diet keto tinggi protein menganjurkan
konsumsi makanan dengan komposisi 60% lemak, 35% protein, dan 5% karbohidrat.
Pengaturan pola makan tersebut harus dilakukan secara konsisten selama 2 – 3
minggu untuk mendapatkan hasil maksimal. Jika ternyata kita sempat melakukan ‘cheat’ dalam periode tersebut, maka
kita harus melakukan diet keto dari hari pertama lagi. Mulai dari nol ya,
kakak…
Sumber foto: https://inspirasipagi.id/apa-itu-diet-keto/
Diet keto dengan
cepat menjadi populer karena hasilnya yang terlihat cepat. Dengan tidak ada
atau minimnya asupan karbohidrat selaku sumber energi utama tubuh dan
dibakarnya lemak untuk dijadikan pengganti sumber energi, penurunan berat badan
memang dapat terjadi dengan cepat. Selain itu, dengan dikonsumsinya lemak dalam
porsi yang tinggi, pelaku diet keto akan merasa kenyang sehingga tidak
memerlukan konsumsi makanan dalam jumlah banyak.
Selain efektif untuk
menurunkan berat badan, diet keto juga ternyata efektif untuk mengontrol kadar
gula darah. Saat asupan karbohidrat rendah, otomatis kadar gula dalam darah juga
menjadi rendah. Karbohidrat dalam tubuh yang jumlahnya tidak banyak juga akan
semaksimal mungkin dibakar menjadi energi sehingga kadar gula dalam darah juga
menjadi semakin rendah.
Manfaat lain dari
diet keto adalah dapat meringankan gejala epilepsi atau kejang, terutama pada
anak. Sebuah penelitian menemukan adanya penurunan intensitas kejang sebanyak
50% pada setengah populasi anak yang menjalani diet keto selama 1 tahun. Hal
ini disebabkan oleh terjadinya kondisi ketosis pada tubuh. Karena, saat tubuh berada
dalam keadaan ketosis, tubuh akan menghasilkan senyawa keton yang dapat melindungi
sel-sel otak dari kerusakan. Selain mampu mengurangi gelaja epilepsi, keton
juga dapat melindungi otak dan mencegah gangguan syaraf seperti Alzheimer dan
Parkinson.
Walaupun sedemikian
bermanfaat, ahli nutrisi merekomendasikan bahwa diet keto ini seharusnya dilakukan
dalam pengawasan tenaga medis dan hanya boleh dilakukan dalam waktu singkat. Kondisi
ketosis dalam batas tertentu memang dapat memberikan manfaat untuk tubuh.
Namun, jika produksi keton berlebih, tubuh kita akan masuk ke kondisi
ketoasidosis yang dapat memicu berbagai gangguan seperti dehidrasi, kelelahan,
sesak napas, hingga kematian.
Dehidrasi tubuh
yang ditimbulkan oleh ketoasidosis juga dapat menyebabkan gangguan ginjal dan
gangguan keseimbangan elektrolit. Gangguan tersebut dapat menyebabkan kram
otot, aritmia jantung, dan gangguan kesadaran. Kram otot mungkin tidak
mematikan, namun jika terjadi berulang-ulang, tentunya akan sangat tidak nyaman
bagi kita.
Pada saat tubuh
berada dalam kondisi ketosis, kita juga akan kehilangan massa otot sehingga kita
akan merasa cepat lelah. Selain itu, kondisi ketosis juga dapat mempengaruhi
otot jantung sehingga jika diet keto dilakukan dalam waktu lama, dikhawatirkan
dapat menimbulkan gangguan jantung.
Salah satu efek
samping lainnya dari diet keto adalah keto-flu, yaitu kondisi yang diakibatkan karena
adaptasi tubuh atas kehilangan asupan karbohidrat dalam jumlah yang signifikan.
Kondisi ini ditandai dengan adanya ‘flu
like syndrome’ seperti batuk, pilek, nyeri kepala, serta mual. Kehilangan
asupan karbohidrat juga dapat menimbulkan kondisi hipoglikemia yang dapat
mempengaruhi kerja dari otak. Sehingga jangan heran, kalau pelaku diet keto
bisa mengalami gangguan konsentrasi atau tiba-tiba saja jadi ‘lemot’.
Berdasarkan penelitian,
diet keto sebaiknya hanya dilakukan selama tiga hingga enam bulan. Melakukan
diet keto terlalu lama justru akan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan
seperti peningkatan kolesterol, ketoasidosis, bahkan berat badan kita
berpotensi untuk ‘rebound’ karena
tingginya penumpukan lemak pada tubuh. Apalagi kalau diet ketonya tidak
diiringi dengan berolahraga ya…
Konsumsi lemak
berlebih dalam jangka waktu lama juga dapat berpotensi meningkatkan kadar
kolesterol yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit
kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke. Terutama karena sebagian
besar pelaku diet keto masih ‘salah kaprah’ dalam mengkonsumsi lemak, di mana
lemak yang dikonsumsi adalah lemak jenuh seperti gajih dan jeroan, bukan lemak
tak jenuh seperti salmon dan alpukat.
Sumber foto: https://health.clevelandclinic.org/weight-loss-what-30-days-on-the-keto-diet-felt-like/
Mengenai menu untuk
diet keto, saat ini sudah banyak catering yang menyediakan menu untuk diet
keto. Selain itu jangan lupa berkonsultasi ke dokter sebelum melakukan diet
keto, terutama kalau kamu memiliki risiko kesehatan seperti dyslipidemia,
gangguan jantung, atau gangguan ginjal.
Jangan lupa juga,
iringi diet keto-mu dengan berolahraga. Bakar semua lemak-lemak itu dengan
semangat, ya! Semangat mencapai #2019bodygoals !
Kalo saya sih kayaknya nggak bakalan lama, paling mentok seminggu udah cheat tuh wkwkwk
ReplyDeleteUdah susah diet sekarang, godaannya terlalu tinggi #alibus
hihi, sama mbaaa.. mana tahan aku ngga makan nasi goreng sama mie ayam seminggu? salam kenal yaa, terima kasih udah mampir :D
DeleteAku udah lama tau nih mbak.. Setelah dokter bilang saya kena pcos.. Hiks, sedih rasanya
ReplyDeleteTpi kayaknya yg belum bisa itu ninggalin nasi nya...
Gimana ya mbak..
mungkin bisa pelan-pelan dicoba dulu pake kombinasi, mba. kaya suamiku juga dia kombinasi dulu. jadi makan nasi cuma di makan siang aja. sarapan sama makan malem ngga makan nasi. biar badannya kebiasa dulu :)
Delete